Videografi merupakan teknik pengambilan Gambar yang
bergerak, lebih dari satu single gambar, Maka dari itu ada beberapa hal
yang ditambahkan dalam Videografi, seperti teknik menggerakan kamera
untuk menciptakan rasa tertentu, tidak hanya Framing dan angle. Berikut
adalah hal hal yang harus dipahami dalam dunia Videografi.
A. Sudut Pandang (Angle)
Tidaklah berbeda dengan Photografi, namun ada 2 hal
yang harus ditambahkan dalam Videografi yaitu Subjective Camera Angle
dan Objective Camera Angle. Pada Subjective Camera Angle Kamera
diletakkan di tempat seorang karakter (tokoh) yang tidak Nampak dalam
layar dan mempertunjukkan pada penonton suatu pandangan dari sudut
pandang karakter tersebut. Sedangkan Objective Camera Angle Kamera
merekam peristiwa atau adegan seperti apa adanya.
B. Bidang Pandang / Framing
Sama halnya dengan Framing pada Photografi, Semua
bidang pandang pada Videografi bertolak dari bidang pandang Photografi,
mulai dari ELS (Extreme Long Shot) hingga ECU (Extreme Close Up).
C. Hukum Sepertiga (The Rule of Third)
Begitupun pada hal ini, prinsip Photografi masih digunakan dalam Videografi.
D. Pergerakan Kamera
Suatu hal yang membedakan Photografi dengan
Videografi, Videografi menghasilkan gambar yang bergerak, maka dari itu,
pergerakan kamera haruslah tersusun rapih, guna menghasilkan Video yang
menarik. Berikut adalah istilah istilah pergerakan dalam Kamera :
Pan, Panning
Pan adalah gerakan kamera secara horizontal (mendatar) dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Pan right (kamera bergerak memutar ke kanan) dan Pan left (kamera bergerak memutar ke kiri)
Gerakan pan biasanya dilakukan untuk mengikuti subyek ( orang yang
sedang berjalan), mempertunjukkan suatu pandangan yang lebih luas secara
menyeluruh. Jangan melakukan panning tanpa maksud tertentu. Seblum
melakukan panning hendaknya terlebih dahulu menentukan titik awal dan
titik akhir dari shot (adegan) yang akan direkam. Apabila kita merekam
adegan gerak seseorang yang sedang berjalan, berilah ruang kosong yang
lebih longgar di depannya. Ruang kosong ini dinamakan leading space.
Tilt, Tilting
Tilting adalah gerakkan kamera secara vertical,mendongak dari bawah keatas atau sebaliknya. Tilt up : mendongak ke atas dan Tilt down : menunduk ke bawah
Gerakan tilt dilakukan untuk mengikuti gerakan obyek, untuk menciptakan
efek dramatis, mempertajam situasi. Gerakan tilt ini sebaiknya
ditentukan terlebih dahulu titik awal dan titik akhir shot.
Dolly, Track
Dolly atau track adalah gerakan di atas tripot atau dolly mendekati atau menjauhi subyek. Dolly in : mendekati subyek dan Dolly out: menjauhi subyek.
Pedestal
Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini banyak digunakan Porta-Jip Traveller. Pedestal up : kamera dinaikkan dan Pedestal down : kamera diturunkan. Degan menggunakan teknik pedestal up/down kita bisa menghasilkan perubahan perspektif visual dari adegan.
Crab
Gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan. Crab left (bergerak ke kiri) dan Crab right ( bergerak ke kanan).
Crane
Crane adalah gerakkan kamera di atas katrol naik turun.
Arc
Arc adalah gerakkan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek secara optic, dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar atau sebaliknya. Zoom in : mendekatkan obyek dari long shot ke close up dan Zoom out : menjauhkan obyek dari close up ke long shot.
E. Hal yang harus dihindari
Berikut adalah hal - hal yang kalian harus hindari
dalam merekam gambar, dan beberapa kesalahan pada videografer pemula,
materi ini diambil dari
http://videografi.wordpress.com
-
Merekam Gempa Bumi dan Pentas Dangdut
Gempa
bumi tidak setiap saat terjadi. Namun, setiap peristiwa atau adegan
yang direkam seolah-olah selalu berlangsung pada saat terjadi gempa
bumi. Atau seolah terjadi di seputar pentas dangdut. Semua serba goyang,
termasuk videografernya. Gambar-gambar yang selalu bergoyang, tidak
stabil, terkadang tidak fokus dan cenderung acak-acakan. Ini adalah
bentuk kesalahan mendasar dan kebiasaan merekam tanpa rencana, sehingga
merekam apa saja yang ada di depan kamera, namun tidak jelas apa yang
menjadi subyeknya. Bahkan mungkin si videografer sendiri tidak tahu apa
yang direkamnya.
-
Merekam Sambil Jogging
Kebiasaan merekam
video sambil berjalan, jika tidak dilakukan dengan cara yang benar dan
sesuai dengan kebutuhan, umumnya akan menghasilkan rekaman video yang
tidak nyaman untuk dinikmati. Subyek seolah memantul naik turun,
disertai goyangan tak beraturan. Merekam gambar dengan pergerakan
seperti ini sebetulnya sangat menarik dan memberikan efek dramatis.
Syaratnya, stabilitas pergerakan horizontal harus lebih diutamakan
sambil sebisa mungkin meminimalisir pergerakan vertikal.
-
Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menembak
Meski
sama-sama dilakukan dengan cara membidik, merekam video berbeda dengan
menembak. Menempatkan subyek tepat di tengah-tengah bingkai gambar
(frame) akan sangat bagus dan tepat sasaran pada saat Anda menembak
dengan senapan. Tetapi dalam hal videografi, ini adalah cara pengambilan
gambar yang tidak diajurkan, karena hasilnya akan cenderung
membosankan. Ini adalah salah satu kesalahan mendasar dalam hal
pembingkaian (framing) dan komposisi.
-
Mengikat Diri di Tiang Bendera
Kebiasaan
merekam video dengan berdiri terpaku di satu titik, tanpa berpindah
posisi, seolah merekam di tengah upacara, dalam kondisi terikat di tiang
bendera. Ini akan menciptakan gambar-gambar yang statis dan monoton,
karena tidak menawarkan variasi sudut pandang atau komposisi lain yang
mungkin jauh lebih menarik. Juga kebiasaan hanya merekam sebatas level
pandangan mata (standing eye level), meski sebetulnya akan lebih menarik
jika suatu subyek diambil dari sudut alternatif (high angle atau low
angle). Bukan sebuah kesalahan fatal, namun sekali lagi cenderung
membosankan. Ini adalah contoh kebiasaan salah yang berkaitan dengan
sudut pengambilan gambar (angle).
-
Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menyetrika
Zoom
adalah fasilitas dasar yang sangat membantu dan memudahkan dalam
pengoperasian kamera video. Dengan zooming, kita bisa mendekati subyek
(tele) atau menjauhi obyek (wide) tanpa harus berpindah tempat. Namun
penggunaan fungsi zoom yang berlebihan dan dengan cara yang tidak
semestinya, akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman ditonton.
Subyek tiba-tiba mendekat, lalu menjauh, lalu mendekat lagi. Maju,
mundur, maju lagi, mundur lagi, persis seperti setrika. Ini adalah
contoh kesalahan penggunaan fasilitas kamera.
-
Merekam Video di Zebra Cross
Bayangkan
seseorang yang akan menyeberang jalan di zebra cross. Tengok kanan,
tengok kiri. Merasa belum yakin, tengok kanan lagi, tengok kiri lagi.
Bahkan setelah berjalan di zebra cross pun orang masih melakukannya
untuk memastikan apakah jalan benar-benar aman. Tengok kanan kiri adalah
kebiasaan bagus jika seseorang akan menyeberang jalan raya. Tapi
merekam video dengan cara serupa, tidak akan menghasilkan rekaman yang
menarik untuk ditonton. Terlalu banyak panning dalam satu shot ( satu
ambilan gambar dalam satu rekaman), baik ke kiri ke kanan atau ke atas
ke bawah (tilt) adalah contoh kebiasaan buruk dalam merekam gambar.
Terlebih jika digabungkan dengan zoom in dan / atau zoom out. Sebuah
contoh kesalahan dalam pergerakan kamera (camera movement).
-
Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dengan Memotret
Berbeda
dengan kamera foto yang merekam sebuah momen, kamera video merekam
sebuah proses dinamis atau aksi (action), sehingga menghasilkan gambar
bergerak (dan bersuara). Kebiasaan mengabadikan sebuah momen pada saat
memotret, acapkali terbawa pada saat mempergunakan kamera video.
Hasilnya adalah hasil rekaman video dengan durasi yang terlalu pendek
dalam setiap shot (satu ambilan gambar dalam satu rekaman). Shot yang
terlalu pendek tidak nyaman untuk dinikmati, karena tidak memberikan
waktu yang cukup bagi penonton untuk memahami detil subyek yang
ditampilkan. Shot yang terlalu pendek juga akan menimbulkan kesulitan
dalam proses pasca produksi (editing).
-
Merekam Tokoh Misterius
Menempatkan subyek
penting (umumnya manusia) pada bagian depan dengan latar belakang yang
lebih kuat pencahayaannya. Kebiasaan atau ketidaksadaran dengan situasi
backlight seperti ini (dan tidak segera melakukan antisipasi), akan
menciptakan siluet dan sosok-sosok misterius. Rekaman video yang terlalu
sering atau terlalu lama dalam kondisi backlight, sudah pasti tidak
akan nyaman ditonton dan kehilangan kesan profesional. Sebuah contoh
kesalahan umum dalam hal pencahayaan (lighting).
sumber : http://amri166.blogdetik.com/2011/01/10/dasar-videografi/